Aku akan menulis, tepatnya mulai menulis setelah sekian lama keinginan itu terpendam. Aku juga tidak tahu apakah ini akan berakhir sama dengan yang sebelumnya terjadi, selalu mandeg di tengah bahkan belum sampai tengah, hanya di awal. Tapi aku yakin, kali ini aku akan terus konsisten untuk menulis.
Ada begitu banyak tantangannya. Haruskah aku menjabarkan semuanya di sini? Mungkin aku akan menjelaskan semua tapi tidak runtut, bisa jadi acakadut. Aaah, rasanya teori-teori yang aku dapatkan tidak berefek kalau rasa malas ini terus menjangkit.
Baiklah, mungkin ini yang pertama. Kesibukan. Itulah alasan pertamaku. Entah ini kelemahanku atau bukan, ketika tenaga sudah terkuras oleh rutinitas harian, rasa malas yang ada di tubuh ini semakin besar. Rutinitasku sebenarnya tidak menguras tenagaku, hanya saja aku susah fokus ketika bertemu dengan banyak hal di kesibukanku. Aku lemah dan aku mengakui itu. Apakah aku harus berapologi dengan hal itu? Kalau aku curhat hal ini kepada orang lain, terlebih kepada orang yang gemar menulis, pasti dia akan berkomentar kalau aku hanya cari-cari alasan dan pembelaan atas kemalasanku. Tapi apa yang harus aku lakukan? Banyak yang bilang semangat itu datang dari dalam diri, tidak butuh bantuan dari luar. Hey men, itu susah. Aku ingin melakukan itu, tapi susah. Siapakah yang bisa menolongku?
Yang kedua, sebentar, aku berpikir dulu. Yang kedua adalah alat. Aku tidak punya komputer atau komputer jinjing atau semacamnya. Jadi, aku tidak punya alat untuk "mengetik" apa yang harus aku curahkan. Apakah itu hanya alasan? Bisa jadi iya menurut orang lain. Motivator atau yang mendadak menjadi motivator pasti bilang, itu harus digebrak. Keterbatasan tidak boleh menjadi penghalang jika niat benar-benar kuat. Apakah seperti itu? Mungkin saja. Tapi tahukah kalian, ketika kalian tidak mempunyai alat pendukung yang nyaman, itu akan membuat rasa malasmu menjadi semakin besar dan terus membesar. Tapi aku yakin tidak semua orang seperti itu, mungkin hanya aku, atau ada yang seperti aku tapi hanya sedikit. Ya memang, ini tetap menjadi alasanku. Aku malas, aku mengakui itu.
Yang ketiga adalah inspirasi yang macet. Untuk hal ini, dan ini akhir-akhir ini sudah aku atasi, sudah menjadi masalahku setelah aku tenggelam dengan banyak kesibukan selain membaca dan menulis. Ya bagaimana lagi, aku harus bekerja pada saat itu. Keluargaku lebih membutuhkan uang hasil kerjaku daripada karya tulisan atau seniku. Apakah itu menjadi alasan? Ya! Itu menjadi alasan mutlak yang akan aku benarkan. Kalau kalian pernah menjadi aku dan berada di posisiku, jangankan berpikir untuk menulis, kepikiran hobi saja tidak. Tidak membaca dan tidak menulis untuk waktu yang lama membuatku menjadi "kaku". Ketika memulai membaca lagi, fokus sangat susah dilakukan. Ketika ingin menulis sesuatu, alasan klasik yang muncul, tidak ada ide, tidak mengalir, bahkan tidak muncul. Amunisi di otakku untuk menulis, yang berupa kosakata, seakan habis dan hanya tersisa sangat sedikit, hanya cukup untuk membuat judul dan kalimat pertama.
Tapi itu sudah ku lewati. Lama-lama aku resah ketika aku tidak membuat karya sama sekali. Lama sekali aku berpikir, apa yang membuat aku senang? Bukan uang gaji, bukan bonus, bukan status sosial, tapi bermanfaat untuk sekitar. Semoga aku bermanfaat untuk orang di sekitarku seperti istri, anak, ibu, dan adikku. Dan aku terus melakukan itu. Lantas, setelah itu tercapai, aku berada di titik di mana aku tidak menemukan apa yang membuat aku senang. Tuhan memang selalu memberikan cara yang unik untuk memberikan pemahaman terhadap umat-Nya. Tidak sengaja aku menonton video wawancara antara A. Fuadi penulis novel Negeri 5 Menara dan J. S. Khairen di kanal youtube-nya. Dari pembicaraan mereka, aku mendapatkan jawaban atas apa yang aku galaukan selama ini. Aku mengutip apa yang yang diutarakan oleh A. Fuadi. Kebermanfaatan kepada yang lain. Itulah jawaban dari masalah yang sering aku pertanyakan untuk waktu yang lama. Maka dari itu aku memutuskan untuk menulis lagi dengan malas yang masih menghantui, gadget seadanya, dan niat yang masih menggebu-gebu. Semata-mata ini hanya untuk menyenangkan diriku sendiri, menyenangkan bagian dari diriku yang sudah lama aku tidak mengurusnya.
Apa yang aku bagikan hanyalah celoteh ngalor-ngidulku. Kalian bisa jadi mengalami hal yang sama dan bisa jadi menganggap ini hanya curhatan apalah apalah. Tapi memang itu yang benar terjadi, aku ingin curhat atas keresahanku. Sepele? Iya untuk kalian, mungkin. Untukku, ini sangat menganggu. Sangat mengganggu, untuk waktu yang lama. Semoga apapun itu yang kalian galaukan, kalian segera menemukannya, menemukan jawabannya.
Semangat mas dhion.
BalasHapusBtw ini linda pake akunnya mas anca, haha..
Karena kita sama "keterbatasan alat" Wkwkwk jadi aku kudu pinjem hapenya mas anca dulu baru bisa enak baca blog ini.
Semoga tetap semangat menulis dan menginspirasi banyak orang dengan karyamu~😊
Terimakasih lin. Terus berkarya juga. Semoga tulisan kita selalu membawa kebaikan untuk banyak orang. 😊
BalasHapus